Rabu, 15 Desember 2010

Penimbangan Karya “Performance Appraisal"

A. Latar belakang
Melalui seleksi penerimaan, orang mulai memasuki organusasi kerjanya dan bekerja. Ia membawa serta seperangkat nilai dengan norma kebiasaannya, pengetahuannya, sifat-sifatnya, harapan dan kebutuhannya ke dalam organisasi kerja. Selama bekerja terjadilah suatu proses sosialisasi yang bersinambung. Tenaga kerja berusaha menyesuaikan diri dengan pekerjaannya dan lingkungan kerjanya. Sebaliknya terjadi pula penyesuaian dari system organisasi industry dengan para tenaga kerjanya, yang dalam proses ini tenaga kerja mengalami pelatihan, bekerja sama dengan rekan, atasan dan bawahan, bekerja dalam kondisi kerja yang diberikan.
Maka selama bekerja, tenaga kerja dapat menunjukkan prestasi kerjanya (performance). Yang kemudian prestasi itu dinilai dengan cara melakukan penimbangan karya yang merupakan salah satu alat kendali manajemen. Oleh karena itu pelaksanaan penimbangan karya harus dilihat sebagai salah satu kegiatan yang berkaitan dengan lain dalam manajemeni organisasi secara berhasil. Ketepatan teknik penimbangan karya ditentukan oleh kebudayaan dan gaya manajemen yang berlangsung di system organisasi.
B. Pengertian
Penimbangan karya merupakan kata yang berasal dari “Performance Appraisal yang berarti “Penilaian prestasi (kerja), penilaian karya dan penimbangan unjuk kerja. Maka penimbangan karya adalah proses penilaian dari cirri-ciri kepribadian, prilaku kerja dan hasil kerja/karyawan (pekerja dan Manajer) yang dianggap menunjang untuk kejanya, yang digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan tentang tindakan-tindakan terhadapnya dibidang ketenaga kerjaan.
Penimbangan karya adalah suatu kegiatan untuk meninjau, melihat kembali dan meninjau kembali efektivitas program penerimaan, penempatan dan usaha-usaha memotivasi karyawan. Informasi yang diperoleh dapat digunakan untuk menentukan dasar-dasar penggajian, promosi dan pemindahan. Selain itu kegiatan ini memungkinkan atasan untuk bersama-sama dengan karyawan menyusun rencana kerja guna memperbaiki prestasi kerja. Juga memungkinkan atasan untuk bersama-sama dengan karyawan meninjau kegiatan kerja karyawan yang bersangkutan dalam rangka menentukan imbalan kerja.
Untuk melaksanakan kegiatan karya perlu ditetapkan standar prestasi kerja, yang merupakan patokan atau tumpuan-tumpuan untuk memutuskan perilaku-perilaku yang akan dievaluasi..
Untuk mengukur unjuk kerja/potensi kerja seseorang tenaga kerja digunakan tiga macam ukuran yang meliputi: hasil atau produk kerja, prilaku pekerjaan, cirri-ciri kepribadian dan gabungan dari ketiganya. Kemudian ada pandangan bahwa setiap pekerjaan dapat diukur dari kualitas dan kuantitasnya, karena kedua aspek ini sering kali ditemukan dalam banyak bentuk penimbangan karya, untuk itu pengukurannya dapat dikembangkan kedalam berbagai macam cara yang pada dasarnya ialah menetapkan Indikator-indikator yang mewakili kuantitas dan kualitasnya.
Usaha untuk penilai hasil kerja seseorang secara cermat dan teliti melalui upaya mengkualifikasikan hasil kerjanya biasanya dilakukan oleh bentuk penimbangan karya yang digunakan dalam system manajemen berdasarkan sasaran atau MBO.
Teknik-teknik penimbangan karya tertentu menggunakan “perilaku pekerjaan” sebagai unsure dalam bentuk penimbangan karya untuk dinilai. Dasar pertimbangan karya ialah bahwa hasil penelitian menunjukkan adanya prilaku pekerjaan yang efektif, yaitu perilaku yang mengarah kepada tercapainya hasil yang diharapkan dan perilaku yang tidak efektif, perilaku yang mencapai hasil yang diharapkan, bahkan yang justru menimbulkan kerugian.
Penimbangan karya berfungsi sebagai system kendali (Control system), yang mengendalikan yaitu mengarahkan dan memantau perilaku kerja dari seorang tenaga kerja.
C. Manfaat Dan tujuan penimbangan karya
a. Manfaat penimbangan karya
Derven (1990) berpandangan bahwa pelaksanaan penimbangan karya yang baik akan member kemaslahatan kepada organisasi, manajer dan tenaga kerja yang ditimbang.
Manfaat untuk organisasi
 System penimbangan karya dapat mengaitkan penimbangan karya seseorang dengan strategi dan tujuan organisasi secara efektif. Misalnya kalau perusahaan berorientasi ke konsumen, maka penimbangan karya hendaknya memiliki unsur “kepuasan konsumen” untuk dinilai.
 System penimbangan karya yang baik dapat memberikan data yang berguna kepada organusasi dengan menemukenali: a. tenaga kerja berbakat yang penting bagi masa depan dan kebutuhan-kebutuhan berkembang dari organisasi dan b. bidang-bidang dimana produktivitas dapat ditingkatkan.
 Penimbangan karya menyampaikan pesan kepada para tenaga kerja bahwa mereka bertanggung gugat bagi unjuk-kerja mereka.
Manfaat bagu manajer/atasan yang menimbang
 Penimbangan karya member peluang kepada manajer untuk berkomunikasi dengan bawahan/staf mereka dengan menyediakan proses berstruktur untuk memberikan balikan dan membantu pengembangan tenaga kerja,
 Diskusi tahunan dari penimbangan karya memberikan peluang kepada manajer untuk memotivasi tenaga kerja dengan mengenali/mengakui pekerjaan baik mereka dan dengan mendemontrasikan bahwa sumbangan perorangan (hasil kerja mereka) diperhitungkan.
 Jika dilakukan dengan baik, maka penimbangan karya dapat mempererat hubungan antara manajer dan tenaga kerja karena proses penimbangan karya ini membantu dalam mengembangkan kepercayaan. Kondisi ini sebaliknya dapat meningkatkan unjuk-kerja tenaga kerja.
Manfaat bagi tenaga kerja.
 Hasil penimbangan karya dapat merupakan balikan yang tetap asas dan adil, jika dilakukan dengan baik.
 Hasil penimbangan karya merupakan wahana untuk merencanakan pengembangan masa depan.
b. Tujuan penimbangan karya
Casio (1989) memberikan berbagai macam tujuan yang dapat dicapai dengan melakukan penimbangan karya yang baik, yang dapat kita bedakan kedalam tujuan untuk kepentingan tenaga kerjanya dan tujuan untuk kepentingan kerjanya.
Tujuan untuk Kepentingan Tenaga Kerja
Tujuan untuk Kepentingan Tenaga Kerja dapat dibedakan kedalam tujuan yang lebih berorientasi ke masa lalu dan tujuan yang berorientasi ke masa depan.
 Tujuan yang berorientasi ke masa lalu mencakup:
Diperolehnya data tentang kekuatan dan kelemahan dari tenaga kerja dalam melaksanakan pekerjaannya sekarang selama jangka waktu tertentu, sehingga dapat diambil keputusan ketenga kerjaan tentang cara dan besarnya imbalan yang perlu diberikan kepada tenaga kerja atas prestasi kejanya dimasa lalu.
 Tujuan yang berorientasi ke masa depan mencakup:
Diperolehnya data dari penimbangan karya sehingga dapat diambil keputusan ketenagakerjaan yang menyangkut pengembangan tenaga kerja di masa depan.
Tujuan untuk kepentingan Organisasi Kerja
 Hasil penimbangan karya dapat digunakan untuk membantu mediagnosis masalah-masalah organisasi, seperti rendahnya produktivitas disatuan-satua kerja tertentu, dikenalinya perbedaan antara tenaga kerja dari yang kurang efektif, sehingga dibutuhkan pelatihan-pelatihan dan pengetahuan, kecakapan keterampilan dan cirri-ciri kepribadian lain yang perlu diperhatikan dalam seleksi penerimaan tenaga kerja.
 Hasil penimbangan karya dapat digunakan untuk mengabsahkan test yang digunakan dalam seleksi yang dikorelasikan dengan hasil penimbangan karya untuk menentukan keabsahan ramalan (predictive validity).

D. Tenaga kerja penimbang
Beberapa yang harus dipenuhi oleh setiap penimbang/penilai ialah bahwa ia mempunyai peluang yang baik untuk dapat mengamati unjuk-kerja dari tenaga kerja yang harus ditimbang selama jangka waktu yang cukup lama (misalnya enam bulan). Berikut ini beberapa kemungkinan untuk menjadi penimbang.
1. Atasan langsung. Karena biasanya atasan langsung yang bisa mengenali unjuk-kerja daripada bawahannya, dalam kebanyakan pekerjaan dan memiliki peluang yang sangat baik untuk mengamati prestasi yang actual.
2. Rekan Kerja. Yaitu dengan cara memperoleh data mengenai bawahan dengan adanya rekan kerja sebagai penimbang.
3. Bawahan. Penimbangan yang dilakukan oleh bawahan dapat berguna untuk penimbangan dari atasannya.
4. Swa-penimbangan. Tenaga kerja menilai dirinya sendiri. Peluang untuk berperan serta dalam proses penimbangan karya, khususnya jika ini dikombinasikan dengan penetapan sasaran, akan meningkatkan motivasi kerja tenaga kerja dan mengurangi dorongan untuk membela diri sewaktu wawancara penimbang.

E. Teknik-teknik Penimbangan Karya
a. Teknik-teknik Relatif/Nisbi
Dalam teknik ini penimbangan karya ini, para tenaga kerja yang ditimbang dibandingkan dengan tenaga kerja lain atau saling dibandingkan. Teknik-teknik ini menggunakan ukuran-ukuran yang relative/nisbi. Yang termasuk dalam kelompok penimbangan karya ini ialah (Robbins, 1982):
 Pemeringkatan urutan kelompok (Group order ranking)
 Pemeringkatan perorangan (Individual rangking)
 Pembandingan berpasangan (paired Comparison)

b. Teknik-teknik Absolut
Teknik-teknik penimbangan karya ini menggunakan standar absolut. Artinya, para tenaga kerja yang ditimbang tidak dibandingkan dengan tenaga kerja lain. Teknik-teknik yang termasuk kelompok penimbangan karya ini antara lain ialah (Robbins.1982):
 Penimbangan karangan (Essay appraisal)
 Penimbangan pristiwa genting (Critical incident appraisal)
 Skala pengharkatan grafis (Graphic rating scales)
 Skala pengharkatan yang dijangkarkan (Behavior-ally anchored rating scale)

F. Penimbangan Karya Efektif
Efektivitas proses penimbangan karya, selain ditentukan oleh keterampilan penimbangan menggunakan teknik penimbangan karya pula oleh jenis teknik penimbangan karya yang digunakan, ditentukan menekankan nilai otoritas, dimana para tenaga kerja menerima bahwa atasan mempunyai wewenang untuk mengambik keputusan-keputusan tanpa mengikut sertakan bawahan dalam proses pengambilan keputusan, maka efektivitas penimbangan karya terutama ditentukan oleh keterampilan penimbang dalam melakukan penimbangan karya. Manajemen partisipatif, dimana tenaga kerja manerima haknya dan perusahaan, mampu untuk berperan-serta secara aktif dalam proses ditentukan oleh keterampilan penimbang dan oleh jenis penimbangan karya yang digunakan.
G. Teknik Berorientasi pada Keluaran (Teknik MBO)
Teknik penimbangan karya yang paling efektif ialah penimbangan karya yang berorientasi pada keluaran yang merupakan bagian dari program MBO, sedangkan teknik-teknik Penimbangan Karya yang relative tidak ada satupun yang memenuhi persyaratan penimbangan karya yang efektif. Teknik absolute pada umumnya masih memenuhi persyaratan penimbangan karya yang efektif.
Perlu dipertimbangkan sejauh mana teknik penimbangan karya yang berorientasi pada keluaran dapat dilaksanakan tanpa penerapan MBO pada keseluruhan perusahaan. Para penganut MBO menganggap bahwa hal ini tidak mungkin. Namun Morrisey (1992) membahas teknik penimbangan karya yang dikembangkan berdasarkan “Management By Objectives & Results” yang nampaknya dapat digunakan untuk memenuhi persyaratan tanpa perusahaan MBO secara keseluruhan.
H. Kesimpulan
Penimbangan karya merupakan kata yang berasal dari “Performance Appraisal yang berarti “Penilaian prestasi (kerja), penilaian karya dan penimbangan unjuk kerja. Maka penimbangan karya adalah proses penilaian dari cirri-ciri kepribadian, prilaku kerja dan hasil kerja/karyawan (pekerja dan Manajer) yang dianggap menunjang untuk kejanya, yang digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan tentang tindakan-tindakan terhadapnya dibidang ketenaga kerjaan.
Penimbangan karya berfungsi sebagai system kendali (Control system), yang mengendalikan yaitu mengarahkan dan memantau perilaku kerja dari seorang tenaga kerja.





Daftar Pustaka
Suyoto Munandar, Ashar. (2006) “Psikologi Industri dan Organisasi”. UI-Press. Jakarta.

Tidak ada komentar: