Minggu, 19 Desember 2010

Tafsir Surah Al-'alaq ayat 1-5......

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Surat Al-‘Alaq
Surat Al-‘alaq adalah surat Makkiyah (Surat yang diturunkan dimekkah) Jumlahnya 19 ayat. Dalam surat inilah ayat yang pertama diwahyukan Allah SWT melalui malaikat Jibril as kepada Nabi Muhammad SAW.
Hubungan surat Al-‘Alaq dengan surat sebelumnya adalah dalam ayat sebelumnya dijelaskan tentang penciptaan Manusia Secara sempurna yang berbunyi لَقَدْ خَلَقْنَا الإنْسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ dan dalam surat ini ada juga ayat tentang ciptaan manusia juga yang berbunyi خَلَقَ الإنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ sampai diakhir surat ini dijelaskan tentang sesuatu yang akan terjadi diakhirat nanti.

1. اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ
2. خَلَقَ الإنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ
3. اقْرَأْ وَرَبُّكَ الأكْرَمُ
4. الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ
5. عَلَّمَ الإنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ

Lima ayat ini adalah ayat-ayat Al-Quran yang pertama diturunkan Allah SWT, dikatakan oleh para Mufassir bahwa Malaikat Jibril AS Turun dengan ayat ini kepada nabi Muhammad SAW, ketika beliau berada didalam Gua Hira, malaikat Jibril AS Mengajarkan lima ayat diatas. Menurut satu cerita ayat yang pertama diturunkan adalah ayat يَا أَيُّهَا الْمُدَّثِّرُ seperti yang dikatakan oleh Jabir bin Abdullah , sedangkan Abu Maisarah Al-hamdani mengatakan surat Al-fatihah merupakan ayat pertama yang ditunkan, kemudian ‘Ali bin Abi Thalib R.a mengatakan ayat Al-Qur’an yang pertama diturunkan adalah قُلْ تَعَالَوْا أَتْلُ مَا حَرَّمَ رَبُّكُمْ عَلَيْكُمْ” . Dari beberapa pendapat diatas, yang Shahih adalah pendapat yang pertama yang didukung dengan ungkapan Siti ‘Aisyah yang diriwayat oleh Imam Bukhari dan Muslim bahwa Malaikat Jibril AS. Datang kepada Nabi Muhammad SAW, dengan menyampaikan lima ayat diatas. Yaitu ketika Nabi Muhammad berada didalam Gua hira’ berkhalwat karena mendapatkan mimpi yang seperti keajaiban diwaktu subuh kebenarannya kemudian beliau memili menyepi diGua hira’ beberapa hari sampai datangnya kebenaran yang sesungguhnya yaitu datangnya Wahyu, bahwa malaikat Jibril AS datang kepada beliau dan berkata: اقْرَأْ bacalah. Beliau menjawab: apa yang harus saya baca, Malaikat Jibril AS mengulanginya Sampai tiga kali seraya merankulnya, dengan membaca lima ayat diatas . Aisyah juga berkata bahwa ayat setelah aayat diatas adalah surah “Nun” kemudian Surah Al-Mudatssir kemudian Ad-Duhaa. Dan disebutkan oleh Al-Mawardii dari Az-Zuhri lima ayat diataslah yang disampaikan oleh malaikat Jibril AS dan mengakan “Engkan adalah Nabi” kemudian Nabi Muhammad SAW Pulang ke Siti Khadijah dan berkata “Zammiluunii 2X, riwayat lain “Datstsiruuni” yang artinya Selimutilah badanku maka Siti Khadijah menyelimuti sampai kondisi Nabi pulih kembali, kemudian Nabi Muhammad SAW menceritakan apa yang terjadi kepadanya, sesungguhnya saya sangat khawatir kepada diriku, Khadijah berkata bukankah itu adalah sesuatu kegembiraan, maka demi Allah janganlah bersedih. Kemudia muka khadijah berseri-seri sehingga datanglah Waraqah bin Naufal bin Asad bin Abdul-‘uzzi (Sepupu Khadijah) dan mengatakan bahwa kejadian itu sudah tertulis dalam kitab Injil dengan bahasa Ibrani.
Berdasarkan keterangan diatas kita tahu bahwa lima ayat inilah, ayat yang pertama diturunkan dari Allah SWT Sehingga dinamakan Al-Qur’an Al-Karim, dan rahmat pertama dari ibadah Nabi. Kemudian ayat selanjutnya diturunkan setelah kabar status Nabi menjadi Rasulullah terkenal dan diikuti dengan berimannya sebagian Qaum Quraisy kepada Nabi Muhammad SAW.
Penjelasan Makna Tentang lima ayat diatas:
1. اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ
(Bacalah dengan Nama tuhanmu yang menciptakanmu) bacalah Al-Qur’an dengan diawali dengan menyebut Nama tuhanmu, yaitu dengan membaca Bismillah disetiap awal surah-surah dalam Al-Qur’an, maka Ba’ dalam kata “ بِاسْمِ رَبِّكَ” dibaca nasb karena menjadi Hal, ada yang mengatakan bermakna ‘alaa, dan juga dikatakan artinya sama dengan Bismillah, yaitu bacalah Al-Qur’an dengan diawali bacaan Bismillah. Artinya dalam ayat pertama ini ada penegasan kepada sang pembaca (Nabi pada saat itu) , bacalah dengan kuasa tuhanmu, meskipun kenyataannya pada saat itu Nabi Muhammad tidak bisa membaca dan menulis, maka perintah ini datang dari Allah Supaya beliau membaca meskipun tidak bisa menulis. Ukurannya adalah Allah bisa menjadikan Nabi Muhammad sebagai Pembaca menkipun sebelumnya tidak ada tentang pengajaran tentang itu.
Kemudian disambunglah dengan ayat berikutnya yaitu tentang penciptaan manusia.
2. خَلَقَ الإنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ
“Dia telah menciptakan Manusia dari segumpal darah” Al-‘alaq makna aslinya adalah “Dam Al-Jamid” yang berarti darah yang keras, dan darah yang mengalir dalam bahasa ‘Arab dikatakan Al-Masfuh. Maka dalam ayat ini kata ‘Alaq berbentuk kata yang Jama’ karena disini ada tujuan kepada kata Al-Insan yang berarti Manusia, jadi semua manusia keturunan Adam diciptakan dari Segumpal darah secara sempurna. Tidak lain hanya karena kekuasaan Allah SWT untuk menciptakan Insan Kamil menjadikannya mulia dan menjadi Hamba dibawah perintahnya seperti Nabi Muhammad SAW sebagai Pembaca Meskipun Sebelumnya tidak pengajaran. Kesimpulannya Sesungguhnya Allah yang maha kuasa menciptakan Manusia dari segumpal darah sebagai manusia yang hidup, bisa berbicara dan memuliakan manusia dengan mengangkat derajatnya. Maka Allah juga berkuasa menjadikan Nabi Muhammad SAW Sebagai Qori’ atas ayat-ayatnya meskipun Beliau sebagai seorang Ummi (tidak bisa membaca dan menulis).
3. اقْرَأْ وَرَبُّكَ الأكْرَمُ
“Bacalah dan Tuhanmu Yang Pemurah” kata Iqra’ diulang kembali sebagai penegasan kedua kalinya, Pengulangan perintah ini karena bacaan itu tidak akan bisa diingat kecuali dengan diulang dan juga untuk menghindari kebiasaan lupa yang biasa terjadi pada manusia selain Nabi, maka pengulangan perintah ini menjadi tetap dalam maqam Tikrar (Pengulangan) dan jadilah kebiasaan menbaca pada Nabi Muhammad SAW. Sesuai dengan ayat “سَنُقْرِئُكَ فَلا تَنْسَى” (kami akan membacakan kepadamu, maka kamu tidak akan lupa) . Diceritakan kemudian Nabi Muhammad menjerit kepada Jibril AS ketika berkata Iqra’ untuk kesekian kalinya dan Nabi Muhammad berkata apa yang bisa saya baca sesengguhnya saya adalah Ummi. Kemudian dilanjutkan oleh Jibril dengan وَرَبُّكَ الأكْرَمُ (dan tuhanmu yang maha pemurah) ini adalah kalimat Ibtida’ maksudnya kalimat sebelumnya sudah dianggap selesai dalam pembentukan kalimat bukan berarti tidak hubungan. Yang artinya: Allah maha pemurah kepada Semua manusia yang mengharap Nikmatnya. Maka dalam hal ini nikmat-Nya telah dilimpahkan kepada Nabi, yaitu Nikmatul-Qiraah (nikmat bacaan). Dan juga merupakan suatu kemuliaan kepada Nabi Muhammad SAW. Kemudian Allah SWT menambahkan ayat selanjutnya karena untuk menenangkan hati Nabi dengan Adanya Anugrah ini (Turunnya ayat pertama).
4. الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ
(Yang Mengajar Manusia dengan Qalam) Yaitu Qalam untuk menulis, maksudnya Allah SWT mengajar manusia untuk menulis dengan perantara Qalam. Tafsir Pertama: Sa’id meriwayatkan dari Qatadah: Bahwa Qalam adalah merupakan Nikmat dari Allah SWT yang maha Agung, karena seandainya tidak ada maka Agama berdiri, dan tidak akan ada perdamaian dalam kehidupan, maka hal ini menunjukkan betapa sempurnanya kemuliaan Allah SWT, mengajarkan hambanya terhadap apa yang tidak mereka ketahui sebelumnya, dan membalikkan keadaan yang yang gelap karena kebodahan menjadi keadaan yang penuh dengan cahaya keilmuan. Dan Allah juga mengingatkan dalam ayat ini terhadap Karunianya pada ilmu tulisan dengan keagungan manfaatnya yang mana ilmu Tulisan itu tidak akan diketahui kecuali dengan Qalam. Tafsir Kedua: hadist Qudsi yang Shahih dari Nabi dari hadistnya Abu Hurairah, Allah berkata: Ketika Allah Menciptakan makhluknya, ia telah menulisnya dalam kitab-Nya yaitu diatas Arsy, “Bahwa Rahmatku Bisa mengalahkan murkaku. Dan dalam Nabi menetapkannya dan berkata: Pertama yang diciptakan Allah SWT adalah Qalam dimana Allah memerintahkan Qalamnya: Tulislah maka Qalam itu menulis apa-apa yang terjadi sampai hari Qiamat, itu semua terjadi diArsynya
(Singgasana). Tafsir Ketiga: Para Ulama’ berkata bahwa dulu masyarakat tidak begitu tahu tentang ilmu penulisan, dan sedikit sekali orang Arab mengetahui Nabi Muhammad SAW memalingkan ilmunya (tentang menulis dan membaca) supaya tetap dalam kemu’jizatan dan untuk memperkuat tentang hujjah kenabiyannya.
Tafsir lain menjelaskan Bahwa: Allah SWT menyifati pada dzat-Nya sendiri sesungguhnya Allah Menciptakan Manusia dari segumpal darah, dan memberitahunya tentang Qalam, supaya jelas keadaan manusia dan juga menciptakan Manusia dari sesuatu yang paling hina yaitu segumpal darah, akan tetapi dengan kealiman dan ketaatannya kepada Allah manusia bisa mencapai derajat kemuliaan disisinya. Maka seolah-olah dalam ayat diatas tersirat: wahai manusia, ingatlah bahwa kamu semua diangkat oleh Allah dari derajat paling rendah dan hina kepada derajat paling tinggi dan paling sempurna ciptaan-Nya yang tidak karena kekuasaan-Nya.
Selanjutnya Allah menambahkan perintah-Nya beserta ni’mat-Nya. Maka Allah Bersabda:
5. عَلَّمَ الإنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ
(Allah Mengajarkan Manusia apa yang tidak diketahuinya)
Sesungguhnya inti perintah-Nya adalah Supaya Rasulullah SAW menjadi Pembaca, yaitu Allah-lah yang mengajarkan Manusia terhadap segala hal dari ilmu pengetahuan dan mencerdaskannya dari makhluk lainnya yaitu hewan. Karena memang dalam perintah kepada Nabi dalam ayat sebelumnya, Nabi tidak mengetahui apa-apa. Ini adalah anugrah Allah SWT memberitahukan beberapa kekuasaan-Nya yaitu Perintah Membaca, pengetahuan tentang penulisan dan pengetahuan mengenai sesuatu.
Ada yang mengatakan bahwa: kata “Al-Insan” dalam ayat ini maksudnya adalah Nabi Adam AS jadi artinya: Allah mengajarkan Adam AS nama segala sesuatu dengan berbagai gaya bahasa, dan Adam memperaktekkan kepada Malaikat seperti yang diajarkan Allah SAW. Maka jelaslah karunia dan kekuasaan-Nya.
Kesimpulannya: Dari semua keterangan diatas menegaskan bahwa Allah SWT menciptakan Manusia Sebagai makhluk hidup yang sempurna dari apa-apa/sesuatu/benda-benda yang tidak mempunyai kehidupan, tidak bisa berbicara, dan tidak berbentuk utuh. Tapi Allah SWT jadikan Semua benda-benda itu menjadi Makhluk yang sempurna yang bisa berbicara sehingga dengan karunia-Nya diajarkanlah ilmu tentang tulisan dan pengetahuan.

Referensi:
• Muhammad, Abi Abdullah Al-Anshory “Jaami’ Li-Ahkaamil-Qur’an (Tafsir Al-Qurthubi)”……
• Musthafa, Ahmad “Tafsir Al-Muraghi” Daar Al-fikr. Libanun.
• http//www.opi.110mb.com/

Tidak ada komentar: